A new experience [Survei Magang]

Haloo!
Tidak kerasa udah semester 5 aja nih. Udah saatnya mikirin mau magang dimana.

Magang? emang wajib ya? rajin amat lo!

Haha! gue juga bingung. Awalnya gue menganggap kalau mau menginjak semester 6 itu harus fardhu 'Ain yang namanya magang. Kalo gak magang tuh... gak afdol gitu masa semester tua lo! Sebelumnya gue mau cerita tentang minat gue selama kuliah di Psikologi.

Kata kating gue, semakin semester atas, semakin tau minat yang lo inginkan sebagai penentuan untuk jalur masa depan lo. Bener banget! yang awal-awal semester 1 gue anggap kalo mata kuliah psikologi itu semuanya seru, lama-lama tuh gue bisa memilah-milih secara gak langsung, mana matkul yang gue suka saaamppee yang gue benci. Oke langsung saja, gue itu semakin menyadari kalo gue paling gak suka sama Psikologi Industri dan Organisasi. Padahal sebelum semester 5, gue masih mentoleransi dengan matkul2 berbau PIO karena suasana kelasnya emang asik sih. Tapi ketika gue memilih matkul pilihan semester 5 yang bernama Hubungan Industrial (karena itu berdasarkan saran papa), yaAllahh menyesalnyaaa bukan main. Gue sempet nangis setelah ngerjain soal UTS HI. di Kelas. malu banget. tapi gak bisa gue tahan. Semenjak itulah gue jadi trauma dengan PIO PIO an. Lalu, gue semakin menyadari minat gue di mana. Salah satunya Psikologi Klinis. Gue suka karena dosennya BEEHH MANTAB DJIWO!!! ngajarnya enak banget dan bikin ngerti. Tapi gue masih suka aja, bukan mau fokusnya ke ranah sana. Gue berencana fokusnya yang berbau-bau anak, yang berarti Psikologi Perkembangan Anak. Gue suka bangeett sama anak-anak. Gue penasaran dan ingin menangani kasus-kasus permasalahan anak (bahkan sampai ke gangguan psikologisnya). Karena masa anak-anak itu adalah pintu gerbang menuju kepribadian seseorang sesungguhnya di dewasa nanti. Kalau dari kecil udah ada permasalahan, perkembangannya pun akan terganggu, termasuk kepribadiannya. Kepribadian dewasa yang berbeda-beda ini, pasti terbentuknya sedari kecil. Entah itu terbentuk karena pola asuh orang tua, entah dari lingkungan sekitar anak. Waahh pokoknya menarik banget deehh!

Jadi, gue memutuskan untuk mencoba magang di tempat yang berkaitan dengan anak-anak. Tapi entah kenapa gue masih tidak menemukan tempat yang tepat dan cucok untuk bisa gue jadiin tempat magang (apa emang guenya yang gak berusaha ya? wkwk). Setelah gue konsul ke papa, akhirnya papa bilang kalau magang di tempat temannya aja. Baiklaahh jadi gue udah tenang karena dapet tempat magang.Btw, tempat temen papa gue itu gak ada kaitannya sama anak-anak, tapi lebih ke bantuin kalau ada seleksi tes dan terapi-terapi gitu. Tapi kekurangannya adalah, gak ada surat bukti kalau gue pernah magang. Jadi gak bisa dimasukin ke SKS (walaupun gak wajib). Setelah pertimbangan yang panjang, akhirnya gue ikut temen gue namanya Cicin yang mau magang di rehab. narkoba (atas bantuan dari temen ayahnya).

Singkat cerita, hari ini (15/11) gue dan Cicin mau ketemuan sama temen ayahnya Cicin (mas I) untuk membahas terkait magang. Kita ketemuan di suatu wisma untuk lansia. Awalnya curigong, jangan-jangan ujung-ujungnya kita magang di situ. Sementara kita takut untuk terjun ke hal yang berkaitan dengan lansia (mungkin belum ada pengalaman. takut salah aja). Ketika mas I menjelaskan tempat magang yang bisa kita apply, tempat ini yang prosedurnya lebih gampang dan lebih bisa dipantau langsung sama mas  I ini. Lalu, mas I ngajak kami untuk keliling di wisma itu. Kita menyapa semuaaa lansia yang lagi melakukan kegiatan masing-masing di sana. Ternyata banyak orang-orang hebat di tempat ini. Ada yang jadi mantan kolonel lah, mantan jendral lah, orang luar indo pun juga ada yang di sini. Pokoknya banyak yang menduduki jabatan-jabatan hebat dulunya, termasuk ada satu lansia di mana beliau adalah ibu dari kreator Minions lho! tapi kita gak ketemu hehe. Ohiya, dan tentunya kita bertemu dengan  mereka-mereka yang memiliki gangguan psikologis yang berbeda-beda. Asli, ketika mas I ngejelasin kalau ada banyak gangguan psikologis yang terjadi di sana, seperti skizo, depresi, gangguan mental organik, psikotik, dsb, jujur kaget banget. Pertama, ini pertama kalinya gue ketemu dengan orang yang memiliki gangguan tersebut. Kedua, padahal kalau dilihat dari luar, para lansia ini biasa aja tampilannya. Kelihatannya sehat, seperti lansia pada umumnya. Langsung tertampar gitu kalau "Ya ini gangguan psikologis, yang dimana gangguan ini berada di dalam diri seseorang, bukan penyakit fisik yang kelihatan dengan mata kepala sendiri" "Ya, Ines. Welcome to Psychology's world". Banyak banget yang aku pelajari selama di sana:
1. Ternyata kuliah itu gak cukup ya, apalagi untuk anak Psikologi yang mau jadi Psikolog dan buka praktik. Kalau mau jadi Psikolog, teori-teori itu gak cukup. Harus pengalaman banget dipraktik. Harus bisa dna mau ketemu banyak orang. Kenapa? karena setiap individu itu unik dan kompleks. Lo gak bisa ngelihat 1 kepribadian orang aja, padahal di luar sana berbeda-beda banget kepribiadian orang itu. Kalau buka praktik nanti, lo gak cuma ngelayanin 1 klien aja, tapi banyak. Kalau tidak ada pengalaman di lapangan dan berguru ke orang lain, ya sulit. Itu kata mas I, di mana dia flashback dengan masa lalunya kalau dia itu haus akan ilmu. Semua tempat dia jadikan sebagai menambah ilmu baru.Bahkan, dia bilang kalau dia gak malu untuk nanya ke orang lain dan minta berguru sama orang itu. Wow amaze banget sih aku sama beliau. Makanya, aku rasa untuk anak S1 seperti saya ini, magang adalah salah satu alternatif yang tepat. Buat apa sih? Selain buat nambah ilmu, ngisi waktu luang, banyak pengalaman, tapi juga yang terpenting adalah bisa ketemu macam-macam kepribadian seseorang. InsyaAllah bermanfaat!
2. Banyak banget ilmu psikologi (khususnya klinis) yang masih kopong banget di otakku. Mas I tadi keliling wisma sambil menjelaskan istilah-istilah penyakit psikologis yang membuat diriku kagum sama beliau. Dia itu memang ranahnya di Psikologi Klinis. dan dia hafal semua dong! ya karena dia dia jam terbangnya lebih tinggi di praktik, sehingga dia sudah lebih banyak dan lebih khatam dengan macam-macam kepribadian tiap individu serta menangani berbagai macam gangguan psikologis. Hal ini membuat diriku jadi suka Psiko Klinis. Rasanya mau nyoba nyari-nyari lebih dalam lagi hal yang berkaitan dengan klinis. tapi ngumpulin niat dulu sih hehe.
3. Setelah melihat para lansia di sana, rasa empati itu pasti tumbuh. Sedih kalau berada di posisi mereka, apalagi kalau tau bahwa dia memiliki gangguan psikologis. Disatu sisi bersyukur, Alhamdulillah sampe sekarang gue masih sehat wal afiat meskipun ngeluh mulu sama kegiatan kuliah. Maaf banget ya Allah kalau aku suka gak bersyukur :( Pokoknya, motivasi kehidupan tuh tiba2 muncul aja gitu. Ya semoga tetap selalu termotivasi ya hehe
4. Gue tercyduk dengan perkataan mas I "Orang yang memiliki gangguan psikologis itu gak perlu dan gak mempan yang namanya obat-obatan aja untuk menyembuhkan, tapi kehadiran dan adanya social support dari orang terdekat dan lingkungan sekitar sangat paling manjur dan perlu dimiliki." wah iya bener juga. Sama kayak kita kalau lagi ada suatu masalah, pasti sebenernya kita hanya butuh seseorang untuk mendengarkan masalah kita, bukan butuh disembuhkan biar masalah itu selesai. Berarti intinya adalah, manusia itu butuh orang lain (Gregariousness). Btw, Psikologi Konseling itu ajaib sih, ketika kita cuma ceritain semuaaa masalah kita ke orang yang dipercaya, secara gak sadar kita akan bisa menentukan sendiri apa solusinya. ajaib kan ya? hehe. intermezzo saja.
5. Duh apalagi yaa... banyak banget deh. Bersyukur Allah ngasih kesempatan aku buat ngerasain berkecimpung di dunia psiko klinis di tempat ini (yang bahkan awalnya gak kepikiran buat magang di sini, apalagi tempat lansia). Semoga ini pertanda baik kedepannya hehe Aammiinnn!

Sekian ceritaku hari ini. Tunggu cerita magangku selanjutnya yaa! semoga emang beneran bisa magang di sini heheeee.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Taiwan - Taipei - Hongkong

Berpetualang ke Kota Tua

SALAM